Pemilihan calon Legislatif Dewan
Perwakilan Rakyat menjadi ajang mengadu nasip para pencari kursi di
Dewan.Berbagai cara di lakukan untuk mendapatkan simpati Masyarakat di
masing-masing Dapil yang di wakilinya, Mulai dari Politik Uang sampai
janji-janji apabila terpilih nanti akan melaksanakan apa yang di inginkan
Masyarakat.Seorang Wakil Rakyat yang mencalonkan diri siap mengeluarkan berjuta
juta hanya untuk mendapatkan suara di Pilcaleg 2014.
Masyarakat
sendiri sudah mengerti permainan mereka para caleg, Uang adalah titik terkhir
keinginan masyarakat bukan janji. Seorang warga pernah saya Tanya tentang
pilihannya, sebut saja namanya, Amaq Enal warga Dusun Timuk Rurung Desa Rensing
Bat yang buta huruf mengaku siap
mencoblos siapa caleg yang berani memberikan saya uang Rp.100.000,- karena dia
tidak ingin janji janji yang belum tentu kepastiannya, tuturnya.
Kita
sebagai warga yang sudah berpendidikan, Akankah akan mengikuti jejak warga yang
buta huruf tersebut..?. Tentunya tidak, Mari kita berfikir kedepan tentang
Negara kita yang kita cintai ini, Desa kita terutamanya yang masih lagi seumur
jagung yang membutuhkan kejujuran para tangan tangan yang mengerti dan mau
berjuang untuk kemajuan bukan mementingkan diri sendiri. Kemajuan tidak
akan pernah tercapai tanpa bersama sama, Kita tidak mengharapkan sogokan
ataupun pemberian dari tangan mereka para caleg yang membutuhkan suara kita
demi mendapatkan tempat di DPR apabila duduk nanti belum tentu bias.
Pilihan
kita adalah hak kita, bukan dengan uang dan barang, paku dalam hok nanti akan
mencoblos pilihan yang jujur yang mau mewakili Rakyat untuk Kemasalahatan. (
a-im)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar