Menelusuri bagian Selatan Pertanian Desa

Oleh : Amaq Angzi

Menelusuri jalan-jalan setapak pertanian Desa yang terbentang luas ratusan hektar tersebar dari pojok utara ke selatan, dari timur ke barat membuat mata ini terpegun tentang semangat juang para petani Desa yang tak kenal lelah dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.

Dari kejauhan terlihat para petani membajak mengolah lahan pertanian mereka tanpa kenal lelah, perjalanan bermula di ujung selatan desa melihat secara dekat proses pengolahan tanah persiapan menanam tembakau virginia.Semangat yang terlihat dari raut wajah mereka membuat hati ini tersentuh untuk menulis kisah mereka walaupun tidaklah sehebat sang penulis novel tebal beratus-ratus halaman.

Goresan ini menjadi bukti perjalanan panjang yang melelahkan ketika sang petani sedang sibuk di lahan pertanian mereka.di sudut-sudut Desa pasti terlihat para petani membangun kemandirian mereka walaupun mandi keringat yang membasahi semua tubuhnya, namun mereka terbiasa asalkan kebutuhan terpenuhi dengan cara halal lagi berkah.

Perjalanan ini ditemani hati dan rasa ingin tau yang mendalam tentang pertanian desa, tentang petani-petani desa, tentang proses pengolahan tanah persiapan menjelang tanam tembakau yang menjadi tanaman paforit setelah padi.

Tembakau adalah merupakan tanaman musiman yang di tanam dimusim panas yakni, awal juni hingga akhir juli tergantung kondisi cuaca karena tembakau lebih sempurna pertumbuhan dan kualitasnya ketika kadar airnya tidaklah banyak.

Di tengah perjalanan, sayapun melihat seorang petani tua yang umurnya kurang lebih 50 tahun sedang beradu panas mencangkul di tengah sawahnya. Sayapun mendekatinya dan bertanya kabar dan mengajaknya ngobrol sebentar, “Pak boleh gak kita ngobrol sebentar, ada yang ingin saya tanyakan ke bapak pintaku”, Pak tuapun bersedia dan mengajakku duduk di bawah pohon rindang.

Sebelum kami memulai ngobrol, pak tuapun meneguk air minum yang dibawanya dari rumah menggunakan botol air mineral, Pak tuapun mulai bercerita tentang tembakau yang selama ini banyak merubah kondisi ekonomi masyarakat lombok, “dari kurang lebih 30 are tempat saya menanam tembakau alhamdulillah saya bisa mendapatkan uang dari hasil penjualan tembakau kering kurang lebih 20 juta dan itu setelah di potong ongkos buruh dan sewa open pengering”. Itu semua adalah hasil jerih payah kami sekeluarga mulai dari pembenihan hingga panen yang sebagian besar kami kerjakan secara gotong-royong bersama istri dan anak saya, Cerita pak tua asal RT 09 Dusun Lepok Desa Rensing Bat ini.

Sayapun melanjutkan perjalanan saya menelusuri areal persawahan petani, kali ini saya menuju sebelah selatan agak ke barat terontong yang merupakan perbatasan Desa Rensing Bat, Desa Rensing dan Kabupaten Lombok tengah. Di tempat ini tidak banyak petani yang terlihat berada di sawah, karena sebagian besar sawah di tanami padi dikarenakan air di tempat tersebut tidaklah susah di dapat dikarenakan aliran air yang berasal dari sungai eat berada di bawahnya. para petani di situ datang mencari padinya sekali sampai dua kali seminggu karena paktor jauh.

Mengakhiri perjalanan saya pagi itu, saya coba menulusuri sungai yang hulunya di eat tersebut, dan berakhir di jembatan eat perbatasan desa Rensing Bat dan Desa Sukarara.

sebenarnya masih banyak yang ingin saya tau tentang pertanian desa ini baik itu padinya, tembakaunya, cabenya dan lain-lain. namun karena cuaca panas yang mencekap akhirnya saya memutuskan niat untuk meneruskan misi saya dan kembali pulang kerumah. Dalam hati saya suatu saat saya akan menulusuri kembali sawah pertanian desa ini tapi bukan di selatan tapi utara dan barat.

Ini adalah tulisan saya tentang perjalanan sekedar ingin tau saya tantang pertanian desa Rensing Bat yang tidaklah sehebat penulis kelas kakap. Belajar dan terus belajar adalah pelajaran berharga dari pada tidak belajar samasekali. Wassalam