GEMADARUSSALAM_Di postingan
saya yang lalu saya pernah menulis tentang perjalanan saya menelusuri jalan-jalan
setapak di tepi persawahan petani Desa Rensing Bat. kali ini saya kembali akan
menulis tentang pengalaman dan perjalanan saya ketika melihat bujuran menyerupai kain
putih yang terlihat banyak di sawah-sawah pertanian warga.
Pagi
itu masih gelap, ketika langkah ini mulai berjalan menelusuri jalan desa yang
menghubungkan Rensing Bat dan Dusun Menuntut Desa Rensing. Di kiri kanan
persawahan petani Desa terlihat bongkahan tanah yang sudah di bajak dan di bedeng
sebagai persiapan menanam tembakau. Perjalanan Pagi itu memang sudah di
rencanakan dan sudah sering saya lakukan di setiap paginya. Tidak hanya sekedar
jalan-jalan untuk menghirup udara pagi, melainkan sambil berlari kecil dengan
niat berolah raga pagi untuk kesehatan badan.
Pemandangan
desa yang luas terlihat indah, Gunung Rinjani terlihat jelas berdiri tegar di
utara, cahaya mentari sudah mulai terlihat di upuk timur menandakan pagi akan
segera terang untuk menuju siang. Saya masih lagi berjalan menelusuri jalan desa
yang terlihat mulai rusak termakan usia. Di pertengan jalan sayapun berhenti,
yaitu di satu tempat yang biasa orang-orang terdahulu menyebutnya Bagik Gupung,
di tempat itu saya memandang jauh ke sebelah Barat hamparan luas persawahan
petani desa.
Di
tengah hamparan luas persawahan desa itu, ada pemandangan berbeda yang terlihat
di kejauhan tengah sawah petani, mulai dari kiri kanan di tepi jalan desa
hingga jauh di ujung barat sampai ke utara, ada banyak bujuran putih panjang
terbentang. Itulah “Keranda tengah sawah” yang menyerupai keranda mayat yang
terkadang terlihat menyeramkan jika terlihat ditengah malam yang gelap.
Keranda
itu adalah bujuran atap bedeng persemaian benih tembakau yang terbuat dari
bambu berbentuk melengkung yang di pasang di bedengan yang di atapi dengan
pelastik khusus berwarna putih. jika itu tidak di buat otomatis benih tembakau
tersebut tidak akan bisa tumbuh besar karena tidak kuat menahan teriknya panas
matahari di siang hari.
Ukuran
lebar bedeng tempat penyemaian bibit adalah 120 cm sedangkan untuk panjang
bedeng tidak menentu ada yang 5 hingga 20 meter tergantung luas areal tanam. Selama
proses penyemaian, bedeng penyemaian yang sudah diletakkan bibit biasanya disiram
secara rutin sampai waktu sekitar 45-55 hari baru bibit siap di tanam ke lahan
tanam yang sudah disiapkan.
Nah,
itulah sedikit pengalaman hari selasa 8 Mei 2018 jam 5.30 pagi yang saya lalui.
Semoga ini menjadi salah satu Inspirasi bagi kita untuk berbagi tentang
pengalaman kita walau itu terdengar biasa-biasa saja namun memiliki makna
tentang bagaimana kita sebagai orang yang ingin mengekspresikan pengalamannya
dalam bentuk tulisan seperti saya ini. Semoga bermanfaat... Wassalam.
No comments:
Post a Comment