Keranda di Tengah Sawah - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Tuesday, 8 May 2018

Keranda di Tengah Sawah



GEMADARUSSALAM_Di postingan saya yang lalu saya pernah menulis tentang perjalanan saya menelusuri jalan-jalan setapak di tepi persawahan petani Desa Rensing Bat. kali ini saya kembali akan menulis tentang pengalaman dan perjalanan saya ketika melihat bujuran menyerupai kain putih yang terlihat banyak di sawah-sawah pertanian warga.

Pagi itu masih gelap, ketika langkah ini mulai berjalan menelusuri jalan desa yang menghubungkan Rensing Bat dan Dusun Menuntut Desa Rensing. Di kiri kanan persawahan petani Desa terlihat bongkahan tanah yang sudah di bajak dan di bedeng sebagai persiapan menanam tembakau. Perjalanan Pagi itu memang sudah di rencanakan dan sudah sering saya lakukan di setiap paginya. Tidak hanya sekedar jalan-jalan untuk menghirup udara pagi, melainkan sambil berlari kecil dengan niat berolah raga pagi untuk kesehatan badan.
Pemandangan desa yang luas terlihat indah, Gunung Rinjani terlihat jelas berdiri tegar di utara, cahaya mentari sudah mulai terlihat di upuk timur menandakan pagi akan segera terang untuk menuju siang. Saya masih lagi berjalan menelusuri jalan desa yang terlihat mulai rusak termakan usia. Di pertengan jalan sayapun berhenti, yaitu di satu tempat yang biasa orang-orang terdahulu menyebutnya Bagik Gupung, di tempat itu saya memandang jauh ke sebelah Barat hamparan luas persawahan petani desa.

Di tengah hamparan luas persawahan desa itu, ada pemandangan berbeda yang terlihat di kejauhan tengah sawah petani, mulai dari kiri kanan di tepi jalan desa hingga jauh di ujung barat sampai ke utara, ada banyak bujuran putih panjang terbentang. Itulah “Keranda tengah sawah” yang menyerupai keranda mayat yang terkadang terlihat menyeramkan jika terlihat ditengah malam yang gelap.

Keranda itu adalah bujuran atap bedeng persemaian benih tembakau yang terbuat dari bambu berbentuk melengkung yang di pasang di bedengan yang di atapi dengan pelastik khusus berwarna putih. jika itu tidak di buat otomatis benih tembakau tersebut tidak akan bisa tumbuh besar karena tidak kuat menahan teriknya panas matahari di siang hari.

Ukuran lebar bedeng tempat penyemaian bibit adalah 120 cm sedangkan untuk panjang bedeng tidak menentu ada yang 5 hingga 20 meter tergantung luas areal tanam. Selama proses penyemaian, bedeng penyemaian yang sudah diletakkan bibit biasanya disiram secara rutin sampai waktu sekitar 45-55 hari baru bibit siap di tanam ke lahan tanam yang sudah disiapkan.

Nah, itulah sedikit pengalaman hari selasa 8 Mei 2018 jam 5.30 pagi yang saya lalui. Semoga ini menjadi salah satu Inspirasi bagi kita untuk berbagi tentang pengalaman kita walau itu terdengar biasa-biasa saja namun memiliki makna tentang bagaimana kita sebagai orang yang ingin mengekspresikan pengalamannya dalam bentuk tulisan seperti saya ini. Semoga bermanfaat... Wassalam.

No comments:

Post a Comment