Repok Bebek dan Inaq Bangkol - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Monday, 7 May 2018

Repok Bebek dan Inaq Bangkol


GEMADARUSSALAM_Repok adalah bahasa sasak yang artinya adalah tempat atau nama sebuah tempat yang biasanya di huni oleh warga masyarakat yang terdiri dari 3 atau 4 ataupun lebih yang tempatnya agak terpencil dan jauh dari masyarakat Dusun/Desa ataupun keramaian. Sedangkan Bebek (itik) adalah merupakan jenis hewan yang dapat tinggal baik di darat maupun di air. Hewan ini memiliki beberapa ciri-ciri umum yaitu, memiliki sayap dan memiliki dua kaki yang berselaput.

Di namakan Repok bebek karena dulunya tempat para pengembala bebek melepas bebeknya untuk mencari makanan. Repok Bebek memiliki luas kurang lebih 40 are yang di miliki oleh keluarga H. Zainal Muttaqin dan Keluarga H. Dahman Rensing Bat. Di Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat nama Repok bebek sebenarnya ada dua tempat yaitu Repok Bebek yanga ada di Dusun Timuk Rurung yang di huni oleh kurang lebih 8 kepala keluarga, sedangkan Repok bebek yang satunya lagi berada di Dusun Rensing Bat yang letaknya kurang lebih seratus meter ke arah selatan belakang Kantor Desa Rensing Bat yang tidak di huni orang.

Kali ini penulis akan membahas satu di antara dua tempat dengan nama yang sama tersebut yaitu, Repok Bebek yang berada di Dusun Rensing Bat.

Konon menurut cerita orang-orang tua terdahulu, di Repok bebek tersebut tinggal seorang perempuan tua yang oleh orang-orang tua di panggil “Inaq Bangkol” yang artinya Ibu yang tidak bisa beranak. Menurut cerita yang beredar, Inaq Bangkol tersebut dulunya tinggal di sebuah tempat yang tidak jauh dari Repok bebek yaitu Tanak Kaken (nama sebuah tempat yang berada di sebelah selatan repok bebek sekitar Lima Puluh meter dari Repok Bebek) oleh orang-orang tua terdahulu, Inaq Bangkol di suruh pindah ke repok bebek karena kononnya inaq bangkol sering mengganggu anak-anak dari Dasan Muntut yang pulang dari sekolah.

Inaq Bangkol yang menurut cerita orang-orang tua terdahulu berada di wilayah Rensing Bat tidak tau asal usulnya, Inaq Bangkol setelah pindah Rumah dari tanak kaken ke Repok Bebek sebenarnya bukanlah manusia, melainkan jelmaan Jin yang menyerupai manusia dan tinggal di dalam semak-semak belukar di dalam Rau (Ladang) Repok Bebek yang apabila di ganggu akan masuk ke dalam jiwa pengganggunya (itupun jika iman kita masih belum mampu menolaknya). apabila itu terjadi orang yang sudah kemasukan roh tersebut menjadi pusing yang di barangi muntah-muntah dan bisa juga tidak sadarkan diri dan akan bicara sendiri sesuai keinginan roh tersebut. Cara untuk mengeluarkan roh tersebut yaitu dengan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur`an atau dengan di peretus (Tarik Rambut yang di barangi pembacaan mantra). Biasanya yang sering kerasukan adalah dari kalangan anak-anak di usia 13 tahun ke bawah.


Inaq Bangkol sebenarnya bukan tinggal seorang diri, melainkan bersama suaminya Amaq Bangkol, ceritanya amaq bangkol sangat menginginkan seorang anak dari Inaq Bangkol, namun keinginan itu tidak pernah bisa tercapai, akhirnya amaq bangkol pergi meninggalkan Inaq Bangkol, dia sesekali waktu datang menjenguk Inaq Bangkol.


Tahun 1980an, anak-anak sering bermain ke Repok Bebek untuk mencari rumput untuk makanan ternak dan anak-anak yang sering keluar masuk Repok Bebek tersebut untuk mencari buah mangga, buah Asam dan mencari getah untuk Lem penutup layangan. banyak yang tidak tau keberadaan Inaq Bangkol tersebut, Repok Bebek dibagian mana ia tinggal dan sedang berada di tempat ataukah tidak, sehingga jarang anak-anak yang kerasukan apabila bermain kesana itupun kita kersukan apabila mengganggunya.


Di Repok Bebek tersebut juga tumbuh pohon Melati atau biasa di sebut “Kembang Mendur” oleh orang-orang terdahulu yang tumbuh lebat dan memiliki bunga yang sangat banyak, memiliki bau yang harum khas bunga melati. Konon apabila kembang mendur tersebut di petik tanpa izin dari Inak Bangkol akan kerasukan rohnya Inak Bangkol, kepala akan terasa pusing, malam tidur tidak nyenyak dan lain-lain.
 
Kini Repok bebek tersebut sudah tidak angker lagi karena Rau (ladang) tersebut sudah berdiri sebuah Berugak dan berubah menjadi Kebun jati karena sebagian besar tanahnya sudah di tanami pohon jati oleh sang pemilik.

Itulah sedikit cerita tentang Repok Bebek dan mitos keberadaan Inaq Bangkol yang di ceritakan oleh orang-orang tua terdahulu. Semoga cerita ini menjadi pengetahuan kita bersama dan perlunya mengetahui sejarah gubuk gempeng kita yang sebelumnya kita tidak mengetahuinya.

Akhirnya dari penulis mengucapkan terima kasih karena telah membaca artikel ini yang tidaklah sehebat penulis berpengalaman, namun di sini bukan tentang tulisannya yang perlu kita ketahui melainkan isi dari tulisannya.

No comments:

Post a Comment