- Sejarah Repok Tengak
GEMADARUSSALAM_Repok Tengak mulai ada sekitar Tahun 1973, bermula dari datangnya salah seorang
warga dari Dasan Rensing Bat menuju Ladang di Repok Tembok. Warga tersebut
adalah “Munggah” anak dari Amaq Munggah dan Inaq Munggah yang lahir sekitar
Tahun 1949 di Rensing Bat.
Seperti
yang di ceritakan langsung oleh Munggah saat kami berkunjung ke kediamannya satu
hari lalu, Munggah adalah orang pertama sebagai warga Repok Tengak, Dalam
ceritanya, Sebelum jadi Repok Tengak, Rau (Ladang) yang luasnya kurang lebih 40
Are tersebut adalah tempat mengembala sapi dan kambing oleh Papuk Muti. (Papuk muti adalah kakek dari Munggah, H.Madiah Arifandi, Ibrahim Arifin atau Ayah Kandung dari H.Ibrahim).
Sebelum
namanya Repok Tengak, Ladang tersebut namanya adalah Repok Tembok, di namakan
Repok Tembok karena dulu Papuk Muti membuat tembok kandang sapinya dengan
menggunakan bata mentah atau bata yang belum di bakar. Akhirnya pada tahun 1973
munggahpun datang dan membuat Rumah di ladang Repok tembok dan tinggal bersama
keluarganya di situ. Sebelumnya, Repok Tengak juga sudah di jadikan tempat
pembuatan batu bata saat pembangunan Masjid Nurul Islam Rensing Bat.
Alasan Munggah Pindah dari Dasan Rensing Bat seperti yang diceritakannya, Setelah kejadian kebakaran total wilayah pemukiman Rensing Bat kurang lebih tahun 1960 yang di sebabkan oleh masalah sepele, Munggah menginginkan suasana baru di samping dia juga memelihara sapi untuk kemudahan dan kebersihan, akhirnya diapun memutuskan untuk tinggal dan membuat rumah di Repok Tengak.
Dalam
perkembangannya, Repok tengak akhirnya sedikit demi sedikit mulai berkembang,
satu demi satu keluarga munggah mulai keluar membangun rumah dan tinggal di
Repok Tengak. Salah satunya adalah Almarhum H. Ibrahim atau Amaq Rapi`ah
kemudian di lanjutkan oleh keluarga Mahmud (Almarhum Tuak Mud) dan keluarga
asgar (AlmarhumTuaq Gan).
Asal
usul di namakannya Repok tengak, seperti yang di ceritakan oleh Munggah adalah,
Karena Repok tengak di apit oleh 2 Repok yaitu Repok Bebek di sebelah Barat,
Repok Lauk di sebelah selatan dan Gubuk Dasan Rensing Bat di sebelah utara. seiring
peredaran waktu yang terus berputar dan banyaknya masyarakat yang sudah tinggal
di Repok Tengak, akhirnya Almarhum H.Ibrahim bersama masyarakat sekitar
membangun sebuah Berugak (langgar) sebagai tempat ibadah lengkap dengan sumur
gali sebagai tempat mengambil air wudhu` dan untuk minum. Langgar tersebut berukuran
kurang lebih 5x6 meter di atas tanah miliknya. Di berugak itulah masyarakat
sekitar repok tengak melaksanakan ibadah shalat fardu 5 waktu dan ibadah-ibadah
lainnya.
Seiring
peredaran zaman, masarakat yang tinggal di Repok tengak sudah semakin banyak
dan padat, Ladang yang seluas kurang lebih 40 are yang di miliki oleh Almarhum
H.Ibrahim dan Almarhum Mahmud sudah habis menjadi pemukiman, tinggal tanah
sawah yang mengelilingi Repok tengak. Langgar yang dulunya tidak banyak isinya
ketika shalat akhirnya bisa penuh dan tak muat menampung jamaahnya. Akhirnya
melalui musyawarah jamaah, merekapun sepakat untuk membangun sebuah mushalla setengah
permanen di atas tanah berugak/langgar tersebut atas persetujuan pemilik tanah
yaitu H.Ibrahim. Dengan keadaan dana yang minim hasil dari urunan jamaah, Mushalla
itupun berdiri dengan luas keseluruhan 6x10 meter dan mushalla tersebut di beri
nama “Mushalla Darussalam” seperti yang ada sekarang.
Waktu
terus berputar, sekitar tahun 2000 penduduk Repok Tengak sudah semakin padat,
sawah yang berdekatan dengan Repok tengak semua sudah di bangun rumah dan jalan
setapak yang menuju Dasan Muntut sudah di bangun jalan Desa. Masyarakat Repok
Tengak kembali bermusyawarah dalam rangka kelanjutan pembangunan Mushalla.
Jamaahpun berkumpul di musalla membicarakan tentang pembangunan mushalla, ada
yang pro dan ada yang kontra dalam hal status kepemilikan tanah antara tanah
amal dan tanah wakaf. Setelah ketiadaan Almarhum H.Ibrahim semua jamaah
bingung. Namun dalam kebingungan itu masih ada jalan, sebelum H.Ibrahim
meninggal, beliau pernah berpesan untuk menyumbang/beramal untuk di bangun
mushalla di tanah miliknya. Sehingga itulah yang menjadi persoalan, dengan
musyawarah keluarga akhirnya tanah tempat berdirinya mushalla tersebut di
serahkan sepenuhnya untuk mushalla tapi belum bersetatus wakaf karena belum ada
penyerahan secara resmi antara keluarga pemilik tanah dan pengurus mushalla di
depan pihak Kepala Urusan Agama Kecamatan Sakra Barat.
Akhirnya
lewat musyawarah itu, jamaah setuju untuk di bangun mushalla yang lebih permanen
dan terstruktur di tempat yang sama yaitu dengan mushalla lama di robohkan
karena sudah rusak dan sudah tua dan membangun Mushalla baru dengan cara urunan
dan di bantu dari donatur pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Waktu itu lewat
musyawarah juga di setujui bahwa pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
di laksanakan di Mushalla yang mana sebelumnya jamaah mushalla melaksanakannya
di Masjid Nurul Islam Rensing Bat.
Sekarang
sudah belasan tahun mushalla baru itu berdiri, namun masih seperti saat pembangunan
pertamanya dulu karena paktor biaya, masih belum di cat dan karena paktor tidak
muatnya jamaah ketika pelaksanaan hari-hari besar seperti hari raya, jamaah
sampai shalat di halaman, sehingga sebab itulah pengurus mushalla berinisiatif
untuk menambah lebar bangunan ke sebelah selatan agar tidak lagi menjadi
masalah saat ada acara keagamaan dan kegiatan warga.
Kini
semua sudah berubah, setelah terbentuknya Desa Rensing Bat tahun 2011 alu,
banyak tempat di wilayah desa Rensing Bat yang sudah di ubah namanya lewat
musyawarah Desa termasuklah Repok tengak yang berubah namanya menjadi Gubuk
Madrasah. Di namakannya gubuk Madrasah karena berada di lingkungan Madrasah
Tsanawiah NW Nomor 2 Rensing dengan kurang lebih di huni oleh 37 Kepala
Keluarga dengan batas mulai dari gang utara madrasah, Jalan Desa menuju muntut
di sebelah timur, ladang tanak kaken di sebelah selatan dan saluran irigasi
kebun tereng di sebelah barat.
Setelah
Repok Tengah berubah namanya menjadi Gubuk Madrasah, masyarakat dan pengurus
Remaja mushalla mendirikan dengan resmi Taman Pendidikan Al-Qur`an yang
langsung izin operasionalnya di terbitkan oleh Kementerian Agama Kabupaten
Lombok Timur bulan Januari Tahun 2015. Sebenarnya TPQ tersebut di dirikan 1
Januari 2000 namun waktu itu belum ada izin tertulis dari Kemenag Kabupaten
Lombok Timur.
Itulah
sedikit tentang sejarah Repok tengak, kurang lebih tentang sejarah ini kami
dari penulis menyampaiakan ucapan maaf yang sebesar-besarnya, terutama
masyarakat Gubuk Madrasah, Jamaah Mushalla Darussalam dan Masyarakat Desa
Rensing Bat umumnya. semoga bermanfaat.
- Repok Tengak dalam Cerita Mistis
Dulu
di Repok tengak tersebut terdapat sebuah Pohon Gol yang sangat besar, Pohon gol
tersebut berada tepat di sebelah barat Langgar, di miliki dan tumbuh di tanah
milik Almarhum H. Ibrahim, pohon gol tersebut memiliki buah yang sangat enak
untuk di makan, bentuk buahnya bulat kurang lebih sebesar kelengkeng atau buah
mata kucing. Bila sedang berbuah lebat dan masak, akan banyak sekali masyarakat
tua dan muda yang datang mengambilnya untuk di makan, maklumlah waktu itu masih
jarang buah-buahan seperti zaman sekarang ini sehingga untuk mendapatkannya
harus naik karena pohonnya yang besar dan tinggi.
Pohon
gol yang tinggi tersebut tak lekang dari cerita mistis, ketika sedang berbuah
lebat dan masak, segerombolan Kelelawar akan mendatanginya di waktu tengah
malam untuk memakan buahnya, kadang tidak untuk di makan di tempat, akan tetapi
di bawa untuk bekal dan untuk diberikan ke anak-anaknya. ternyata
kelelawar-kelelawar itu kononnya di asuh oleh jin yang marah melihat manusia
memakan habis makanannya.
Cerita
Mistis yang ada di Repok Tengak tidak berhenti sampai di situ, sama seperti
cerita-cerita yang kami ceritakan sebelumnya. Di tengah-tengah ladang Repok
tengak ada sebuah pohon Beringin yang tidaklah besar, tapi memiliki cerita
mistis yang sangat menakutkan, Pohon beringin tersebut tumbuh di belakang rumah
Almarhum Mahmud (Tuak Mud) dan sangat dekat dengan Dapur milik Almarhumah Inaq
Rapi`ah (Isteri ALM.H.Ibrahim). Seperti yang di ceritakan Munggah, mistis yang
di miliki pohon beringin tersebut akan terlihat dan terdengar di waktu malam,
suara anak menagis dan suara kuda berlari akan sering terdengar, kadang-kadang
juga terdengar seperti orang yang sedang mengaji dan membaca Hizib Nahdlatul
Wathan. Bagi mereka yang sering mendengar suara tersebut tidak merasa terganggu
dan sudah terbiasa, akan tetapi bagi mereka yang tidak terbiasa akan sangat
takut sekali dan merinding. Menurut ceritanya, jin yang tinggal di tempat
tersebut termasuk jin yang sholeh dan tidak suka menggangu manusia selagi
mereka tidak mengganggunya.
Itulah
sedikit cerita tentang mistis yang ada di Repok tengak, semoga tulisan ini
menjadi sebuah pengetahuan untuk kita tidak menyepelekan hal sepele termasuklah
cerita yang terkandung dalam tulisan ini.
Akhirnya
dari penulis mengucapkan Jazakumullahu khaironkasiro, minta maaf jika ada
kesilapan dalam tulisan, yang benar itu hanya dari Allah dan yang salah itu
dari diri saya sendiri.
Wassalamualaikum
Waraohmatullahi wabarokatuh.
Prediksi Togel HK Mbah Bonar 21 Maret 2020 Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu Disini Gabung sekarang dan Menangkan Hingga Ratusan Juta Rupiah !!!
ReplyDelete