Oleh : Amaq
Angzie
GEMADARUSSALAM_Seminggu
sebelum Lebaran Idul Fitri Tahun 1439 H. Tiba, Gerakan Pemuda Darussalam yang
di singkat “Gema Darussalam” melaksanakan Musyawarah kaitan dengan program kegiatan
memakmurkan Mushalla Darussalam yang dalam acara tersebut di bahas salah
satunya adalah tentang pelaksanaan Wisata bagi Pemuda dan Santri santriwati
Taman Pendidikan Al-Qur`an Darussalam.
Dalam
Musyawarah di sepakati untuk di adakan wisata ke kawasan Kuta Mandalika
Kabupaten Lombok Tengah yang merupakan destinasi Wisata Halal yang di gagas
Gubernur Nusa Tenggara Barat DR.TGKH. M. Zainul Majdi, MA dan Wisata Pemandian
Aik Bukak di Kecamatan Batu Keliang Lombok Tengah.
Dengan
Kesepakan bersama, akhirnya peserta Musyawarah menyetujui dan menetapkan hari
Selasa tanggal 19 Juni 2018 sebagai hari pelaksanaan wisata tahunan yang untuk
tahun ini merupakan tahun ke Tiganya dengan biaya transport berasal dari
masing-masing peserta.
Sebelum
rencana Wisata ini dilaksanakan, Pengurus Mushalla yang juga salah seorang
penggagas Gerakan Pemuda Darussalam mengusulkan untuk menggunakan transport Bus
Pariwisata yang memiliki tempat duduk sekitar 50 orang dengan tujuan untuk
tampil beda dan mempermudah konsultasi dan pengaturan anak-anak TPQ, namun
dengan sebab biaya sewa yang mahal akhirnya di ganti Dua kendaraan Jet Bus yang
memiliki tempat duduk sekitar 20 orang persatu mobil.
Dalam
proses pengumpulan biaya transport, peserta Musyawarah malam itu menunjuk Tiga
orang petugas sebagai kordinator penanggungjawab,satu orang khusus pemegang
uang dan dua orang bertugas sebagai penggerak, mengajak dan memastikan peserta
bisa ikut dalam wisata tersebut.
Di
tiga Hari sebelum hari H, menurut kordinator yang di tugaskan Hikkamurrijal, “tidak
banyak yang terlihat ingin mengikuti acara tersebut, namun terlihat di
akhir-akhir pelaksanaan acara yakni malam selasanya baru banyak yang
mengeluarkan biaya transport sampai pagi waktu akan berangkat sehingga jumlah
peserta Dewasa 40 orang lebih dan anak-anak sekitar 10 orang,”Jelas Ijang biasa
ia di panggil.
Seiring
perjalanan waktu, akhirnya hari yang di tunggu-tunggupun tiba, dengan
bermodalkan kebersamaan dan kekompakan, peserta yang mengikuti kegiatan
tersebut di luar jangkaan, antusias yang di tunjukkan Jamaah Darussalam begitu
besar, mulai dari pemuda sampai yang sudah berkeluargapun tidak mau
ketinggalan, lebih-lebih santri-santriwati TPQ Darussalam tidak ada yang tidak
hadir semua semangat dan ikut dalam acara tersebut.
Sebelum
berangkat, peserta wisata sejak malamnya sibuk dengan barang-barang yang akan
di bawa besoknya, terutama nasi bungkus yang di dalamnya tentu di isi lauk-lauk
seperti sambal ayam goreng, telur opor goreng, biji-bijian dan lain sebagainya.
Paginya mereka juga banyak yang terlihat membawa air yang sudah di masak menggunakan
termos untuk menyeduh mie instan pop mei bawannya.
Dalam
perjalanan itu menuju Destinasi wisata, ada cerita di balik kegembiraan yang di
tunjukkan peserta, cerita tersebut datang dari sang inisiator Gerakan pemuda
Darussalam, sebut saja Amaq Angzie, Pagi itu terlihat sibuk mengatur peserta
wisata, mulai dari anak-anak sampai dewasa, terutama penempatan anak-anak TPQ
yang terlihat amburadul, duduk di sembarangan tempat dalam mobil yang digunakan.
Terlihat
anak-anak TPQ tidak ada yang mau berdiri untuk mempermudah yang lebih tua duduk
duluan agar cepat berangkat, akhirnya sang inisiator ambil tindakan tegas
mengatur penempatan anak-anak tersebut. Bagi mereka rekan muda yang tidak
kebagian tempat, akhirnya mengalah untuk menempati bagian kab atas mobil
sehingga dalam mobil terasa nyaman sedikit walau masih ada yang
berdesak-desakan. Akhirnya, perjalananpun di mulai pada jam 08.20 wita, meleset dari rencana awal yaitu 07.30
wita.
Cerita
itu tidak berakhir sampai di situ, kini ceritanya pindah ke dalam mobil Jet Bus
yang di pandu langsung oleh pemilik mobil yaitu Yusri Nai`im, Cerita itu masih
lagi dengan Amaq Angzie, dalam perjalanan itu, Amaq Angzie terlihat menyelit di
samping pintu masuk mobil, berdiri menghadap samping, ingin duduk namun tidak
kebagian tempat, hanya melihat peserta lain nyaman duduk sambil bercerita
pengalaman dan tentang perjalanan ini. amaq angzie terlihat kaku bergerakpun
susah sudah kiri sudah kanan kakinya berpijak di antara lengkungan pintu masuk
mobil. Namun begitu perjalananpun tetap dilanjutkan dan sangat di nikmati.
Melalui
ceritanya Amaq Angzie, teringat satu
cerita tentang perjalanan seorang tua di zaman dahulu, orang tua tersebut naik
mobil Cery dari peteluan Rensing untuk menuju Pancor-Selong, di depan pasar
Rensing sang orang tua menyetop mobil angkutan umum Cery yang isinya sudah
terlihat penuh, dari raut wajah orang tuat terlihat keceriaan, orang tuapun
menaiki mobil cery tersebut namun tidak kebagian tempat duduk karena sudah
penuh dengan penumpang lain yang sudah lebih dulu berada di dalam kendaraan.
Singakat
cerita, mobil umum yang di tumpangi orang tuapun sampai di tempat tujuan,
Kernet cerypun meminta ongkos ke masing-masing penumpang, sang orang tuapun juga
tidak lupa memberikan ongkosnya,namun tidakpenuh seperti yang dilakukan
penumpang lain, orang tua memberikan setengah dari ongkos biasa, kernetpun
menagih untuk di bayar penuh, orang tua malah marah dan mengatakan memakai
bahasa Indonesia yang terdengar aneh “Dari Kenaikan saya sampai Keturunan saya
tidak pernah mendapat kedudukan” penumpang lain yang mendengar ucapan orang
tua tersebut tertawa sambil berlalu meninggalkan orang tua tersebut.
Maksud
orang tua dalam kisah cerita tersebut adalah, bagaimana ongkos bisa sama dengan
mereka yang duduk nyaman di kursi penumpang sedangkan saya berdiri lama di
depan pintu meregang nyawa berpegangan dengan sebelah tangan yang apabila salah
pegang akan terjatuh dan tergilas kendaraan lain.
Teringat
kisah cerita di atas, begitalah yang terjadi pada amaq angzie hari itu, namun
kisah orang tua dalam cerita tersebut berbeda dengan apa yang di alami amaq
angzie karena dari semenjak naik ke atas mobil sampai pulang tidak pernah duduk
karena tidak kebagaian tempat, namun amaq angzie tetap terlihat semangat walau
kaki terasa ada buahnya karena menahan pijakan berjam-jam lamanya.
Cerita
di Destinasi wisata, para peserta terutama pemuda terlihat sibuk berpoto, ada
yang berpoto bareng, sendirian dengan berbagai gaya sebagai dokumen peribadi
dan akan di upload di media sosial milik mereka masing masing. Anak-anak
terlihat ceria dengan mandi manda di pantai dan kolam di tempat tujuan sebagai
sebagai salah satu rangkaian mengasyikkan di setiap wisata terutama pada
anak-anak.
Itulah
sedikit cerita di balik perjalanan Wisata Tour III Gema Darussalam yang di
dalamnya dipenuhi suasana gembira dan ceria setelah Lebaran Idul Fitri dan
sebulan menahan lapar,dahaga dan hawa nafsu untuk melaksanakan salah satu Rukun
Islam yaitu berpuasa di bulan Ramadhan.
No comments:
Post a Comment