Ada Uang Ada Air, Penomena Masyarakat di Musim Sulit - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Monday, 30 July 2018

Ada Uang Ada Air, Penomena Masyarakat di Musim Sulit


GEMADARUSSALAM_Ada uang ada air, Mungkin itulah bahasa yang pas untuk di gunakan pada artikel ini, Cerita ini datang dari sebuah penomena kehidupan masyarakat petani di sebuah desa pedalaman di Sakra Barat Lombok Timur. Kisah terjadi ketika musim kemarau dan musim pacaklik kurangnya pasokan air yang di turunkan dari Dam Pandan Duri.

Penomena ini terjadi bukan sekali dua kali, ternyata sudah puluhan kali bahkan ratusan kali semenjak sebelum bendungan pandan duri terbesar di pulau lombok itu di bangun, sulitnya mendapatkan air untuk mengairi sawah yang sedang membutuhkan air membuat masyarakat di desa itu berebut bak lalat kerumuni tai di tepi sungai. Semua seolah tak perduli mana saudara dan mana orang lain yang penting sawah bisa terairi.

Masyarakat banyak terdengar merungu, mengata seolah petugas mementingkan mereka yang ada uang dan menepikan mereka yang tidak beruang, walhal pembayaran tahunan (Suinih) tiap tahun kita keluarkan dan itu sudah menjadi keputusan musyawarah petani bersama Pengurus P3A untuk tidak ada biaya lagi yang akan di pungut saat inginkan air untuk mengairi sawah.

Namun hari ini, cerita seorang warga desa setempat yang menceritakan apa yang ia alami dan sedang terjadi antara petugas/Pekasih dan masyarakat petani. Ternyata ada uang ada air, itulah pakta yang terjadi hari ini, ungkapnya.

Pungutan ini bukan tak berasas, ia dilakukan karena keadaan, jika itu (pungutan) tidak dilakukan, petugas yang lebih atas lagi tidak akan memberikan kita air, ungkap salah seorang pekasih yang di tanya pemberita.     

Pemberian air dari dam pandan duri untuk masing-masing petugas bukan tiap minggu bisa dilakukan, melainkan dalam sebulan kita hanya di berikan waktu hanya dua kali giliran, itupun kadang besar kadang kecil air yang kita terima dan menggunakan sistem waktu, sambung pekasih yang tak ingin di sebut Identitasnya ini.     

Berharap, ke depan akan ada sistem pengaturan yang bisa mengatur pembagian air ini dengan baik agar tidak terjadi kejadian yang tidak kita inginkan seperti yang sebelum ini sering terjadi, gesekan antar petani karena paktor cara pembagian dari petugas yang terkesan berat sebelah dan juga sikap ego yang di tunjukkan sebagian peteni yang mau menang sendiri. Mudah-mudahan pemerintah setempat jeli melihat kondisi ini dan bisa memberikan solusi agar kejadian-kejadian serupa tidak terjadi lagi, Harap seorang warga yang enggan namanya di sebut.

No comments:

Post a Comment