GEMADARUSSALAM_Menyebut Rensing Bat berarti kita
juga menyebut tentang pertaniannya, Karena Rensing Bat di kenal dan identik
dengan pertanian, semua warganya perprofesi sebagai petani di luar pekerjaan
wajibnya sehari hari seperti pegawai, pedagang dan guru Honor tidak dilakukan.
Kehidupan sebagai petani bagi warga masyarakat desa
Rensing Bat sudah dilakoninya puluhan tahun silam semenjak orang pertama
tinggal di tanah Rensing Bat yakni oleh nenek moyang terdahulu yang
menggantungkan kehidupannya dengan menjadi petani dan juga pekebun.
Mereka akan menanam padi di musim penghujan sebagai
tanaman unggulan yang tidak bisa dipisahkan, padi merupakan tanaman yang
memberikan satu-satunya penghidupan bagi petani bukan saja oleh peteni Rensing
Bat akan tetapi oleh petani di seluruh Indonesia.
Berbicara Rensing Bat tentu kita juga berbicara
pertaniannya, karena rensing bat gudangnya hasil pertanian yang melimpah ketika
hama tidak menghampiri tanaman mereka. Mereka akan mengelola pertanian dengan
tekun dan penuh ketelitian hanya untuk mendapatkan hasil yang di inginkan.
Kita lihat saja di musim penanaman tembakau, dari
semenjak mulai penyemaian bibit hinggalah penanaman bahkan sampai Pengovenan semua
dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mereka memupuk dan menyemprotnya hampir
setiap minggu agar pertumbuhannya bisa maksimal dan nantinya bisa memberikan
hasil yang memuaskan.
Tembakau merupakan tanaman vaforit yang di tanam
setelah menanam padi di musim kemarau, tembakau banyak merubah ekonomi
masyarakat dengan sangat signifikan, ini terbukti dengan banyakknya terlihat
rumah-rumah batu dan rumah bertingkat hampir di seluruh Dusun di Desa Rensing
Bat.
Masyarakat juga banyak menggunakan hasil dari
penjualan tembakau mereka untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah, masyarakat
Rensing Bat juga tidak pernah lupa menyalurkan sebagian harta hasil dari
bertani mereka untuk Pembangunan tempat-tempat ibadah seperti Masjid, Mushalla,
sekolah-sekolah seperti Paud, RA dan juga Madrasah, semua itu bisa kita lihat
di tiap RT dan juga tiap dusun di Desa Rensing Bat.
Ada banyak jenis tanaman yang di tanam selain padi dan
tembakau oleh petani Rensing Bat, di antaranya Cabe, Kacang-kacangan, Tomat,
jagung, bawang dan taman-tanaman lainnya, namun sampai saat ini hanya padi dan
tembakaulah menjadi tanaman andalan, terutama tembakau masih menjadi yang
tertinggi memberikan hasil, belum mampu tanaman lain menggantikan posisinya.
Pernah dulu pejabat daerah datang melakukan silaturrahmi
ke Masjid Nurul Islam Desa Rensing Bat, pejabat tersebut mengajak masyarakat
untuk beralih menanam jagung, karena menurutnya tembakau banyak merusak polusi udara
dan banyak menyebabkan orang sakit, namun semua petani malah merungut merasa
terganggu dengan apa yang di sampaikan pejabat tersebut, bahkan ada yang sampai
angkat bicara menyuruh pejabat tersebut mencarikan solusi untuk menggantikan
minyak tanah untuk bahan bakar pengovenan tembakau karena pada waktu itu masih
menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar pengeringan dan akan di hapus
penyalurannya untuk para pengoven, “Cerita salah seorang warga yang tidak mau
di sebut namanya.
Itulah salah satu contoh sukarnya mengubah keinginan
masyarakat ketika apa yang mereka anggap mampu memberikan hasil memuaskan terus
dengan tiba-tiba di ajak ke haluan lain yang belum tentu bisa menghasilkan apa
yang di dapat seperti hasil dari tembakau. Mereka akan menolaknya dan
menganggap semua itu ngawur dalam memberikan pendapat, itulah warga Rensing Bat
ketika apa yang di anggap benar itu terusik oleh mereka yang mementingkan diri
sendiri.
Menjadi petani di Rensing Bat sudah menjadi pekerjaan
turun temurun semenjak nenek moyang, dari Kepala desa hingga Rakyatnya semua
menjadi petani, keturunan bagsawan maupun tidak, semua menjadi petani yang
kesehariannya di penuhi lumpur kotor, pagi berangkat hingga ke sore semata-mata
ingin melihat tanaman mereka tumbuh baik dan mendapatkan hasil sesuai harapan.
Itulah sedikit tentang kehidupan petani Rensing Bat,
Kurang lebih tentang isi tulisan ini penulis menyampaikan permohonan ma`af yang
setinggi-tingginya, Jazakumullahu Khairon Kasiro.
No comments:
Post a Comment