Cerita di Balik Ladang Tanak Kaken Rensing Bat - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Friday, 26 October 2018

Cerita di Balik Ladang Tanak Kaken Rensing Bat


GEMADARUSSALAM_Tanak kaken sendiri dalam bahasa  Indonesia berarti “Tanah Makan”, Kanapa di namakan Tanak Kaken..?. Nah di sini penulis sedikit menceritakan sejarahanya, namun sebelumnya penulis terlebih dahulu menyampaikan permohonan maaf jika tulisan ini nanti banyak kekurangannya dan mungkin tidak teratur cara penulisan alur ceritanya/sejarahnya.
Tanak Kaken adalah nama sebuah tempat berbukit berukuran kurang lebih 60 are memiliki ketinggian sekitar 1 sampai 2 meter dari tanah datar persawahan di sekitarnya, terletak di Dusun Rensing Bat Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur arah selatan tepatnya kurang lebih 700 meter dari kantor Desa Rensing Bat.
Menurut cerita dari orang tua-tua terdahulu yang sampai sekarang masih terdengar, di namakan tanak Kaken karena kononnya di zaman dahulu kala Tanah ladang tersebut sering di ambil untuk di jual kepada orang-orang berada untuk di jadikan batu bata untuk membangun rumah, semua orang mengambilnya dan menjualnya semata-mata untuk mendapatkan uang untuk membeli makanan. Kesulitan makanan pada zaman itu membuat banyak orang dari berbagai tempat datang mengambil tanah ladang berbukit tersebut.  
Tekstur tanahnya yang lembut dan bersih berwarna kemerah-merahan (orang sasak menyebutnya tanak sari) yang di miliki oleh ladang tersebut, memiliki daya tarik tersendiri pada pembeli, orang-orang pada zaman itu suka membelinya, bahkan kononnya karena kurangnya makanan pada zaman tersebut, mereka sanggup memakannya hanya untuk mengganjal perut kosong sementara mendapatkan makanan layak makan.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan kemajuan makin membaik, di era penguasaan penjajah pada zaman itu, jual beli tanahpun sedikit demi sedikit mulai berkurang, gundukan bukit yang dulunya tinggi akhirnya berubah menjadi sebuah ladang yang bisa di tanami tumbuh-tumbuhan berupa sayur-sayuran yang bisa di makan.
Perubahan cara berpikir dari kebodohan menjadi pintar menjadi paktor utama hilangnya tradisi pengambilan tanah di tanak kaken tersebut. Mereka mulai merubah cara hidup mereka dengan bercocok tanam, sawah-sawah yang sebelumnya di tumbuhi ilalang dan belukar di sulap menjadi tempat menanam tumbuhan yang bisa di makan, terlebih ladang tanak kaken juga di ratakan dan menjadi tempat yang mampu mereka gunakan sebagai tempat menanam tumbuhan yang  bisa menghasilkan energi bagi tubuh mereka.
Itulah sedikit kisah kanapa ladang yang sekarang menjadi tempat bermain pemuda desa tersebut di namakan Ladang Tanak Kaken, Sejarah dan kisah ini penulis kutip dari berbagai sumber yang bisa di percaya termasuk orang-orang tua kita yang masih hidup yang sedikit tau alur sejarahnya.
Semoga apa yang di sampaikan penulis ini bermanfaat untuk kita jadikan suatu sejarah yang perlu kita renungi bersama betapa sakitnya orang-orang tua kita terdahulu ketika masih lagi belum mengenal baik buruknya kehidupan.

No comments:

Post a Comment