GEMADARUSSALAM_Ada rasa iba melihat
para petani di bagian hilir, Saat pagi dan sore hari mereka menyirami benih
padi mereka karena air hujan dan air kiriman dari dam pandan duri tak kunjung
datang menyirami kekeringan itu.
Ada sebagian
masyarakat petani mengeluh dan merungu menyalahkan petugas yang tak jeli
melihat keadaan, kadang terkesan lebih sering melihat dan memperhatikan yang
hulu dan terkesan melupakan yang hilir. Bukan satu atau dua yang di dengar,
bahkan setiap mereka yang terkena dampak kekeringan pastinya suara itu
terdengar dan tak sadar dengan spontan ia ucapkan.
Di lain sisi sebagian warga ada yang mengaku pasrah karena ini resiko
sebagai petani yang sawahnya berada jauh di bagian hilir. Seperti salah seorang
warga yang tak ingin identitasnya di publikasikan, mengaku tiap sore dan pagi
hanya mampu menyirami benih padinya untuk menyelamatkan dan terhindar dari
betul betul kering tak tersisa.
Ini pendapat dan
mungkin juga solusi untuk pihak terkait, silahkan lakukan monitoring ke bagian
bagian yang di rasa sulit untuk mendapatkan air terutama di bagian hilir,
buatkan jadwal untuk mereka sekedar menyirami benih yang sangat membutuhkan
siraman air agar terselamat dari kekeringan. Mereka tak perlukan banyak air,
hanya sekedar pengobat luka yang sedang di landa duka kekeringan yang
berkepanjangan.
Mereka ataupun mungkin
juga kita semua sangat mengharapkan hujan datang saat mendung hitam dilangit
menyelimuti, namun harapan untuk hujan itu turun hanya sebatas angen angan,
seperti kata pepatah "Mendung tak berarti hujan".
Akhirnya, semoga
tulisan singkat ini pihak terkait bisa menjadi insfirasi untuk bisa berbuat
sesuatu untuk kesejahteraan petani dan berharap tiada yang merasa tersinggung. (a_m)
No comments:
Post a Comment