Gelap Mata Hati karena Ambisi

Waktu itu sudah lama berlalu ketika hati - hati mereka dirasuki setan - setan ganas, semua seakan tidak penting, semua bersalah hanya karena satu ambisi. Mereka di butakan mata hatinya dengan kebenaran yang telah di atur sang pemimpin. Buta mata hati merajalela karena hasutan kata dengki yang di mulai hanya karena secebis keinginan.

Cerita itu seakan tak bisa dilupakan, Tak hilang dari pandangan, mereka setiap saat melirik dalam kecewa yang teramat berat, ada dengki yang masih tersimpan dalam manis bicara dan tatapannya. Mereka seperti belum rela karena tujuan yang belum lagi dalam genggaman. 

Manis mukanya menghiasi samar dalam keinginan yang belum lagi terlaksana, Mereka tidak lagi mengenal siapa, saudara bahkan anak yang mereka anggep musuh dalam keinginan tanpa beban. Aku dan kamu satu dalam belenggu dan akan besar dalam kelam yang semakin terang. Akibatnya masih ada lagi keinginan yang belum terlaksana dan itu masih lagi bersemayam dalam benak yang di barangi dengki dan benci.

Oh pemimpin yang berkuasa hari ini, sadarlah bahwa negara ini, Desa ini di atur dengan peraturan yang mengikat untuk semua dengan erat agar gelap menjadi terang dan tidak ada lagi selisih antara saudara dan teman. tegakkan hati dan tegaklah berdiri sesuai aturan yang telah di atur agar sejahtera dan tidak ada lagi yang salah. katakan pada mereka inilah yang pasti dan benar-benar tenang.