Puisi : Tembakau kecewaku menetes air yang pahit - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Friday, 4 October 2019

Puisi : Tembakau kecewaku menetes air yang pahit

Engkau melindungi dari haus, lapar dan dahaga dan kekurangan lembaran - lembaran kertas Rupiah.
Ketika cahaya matahari berkelana dari langit yang terik,
Tiada terlihat kicau bahagia hari ini wahai daun hijau jadi kuning emas.

Penghujung September dan awal oktober mulai berkemas untuk meninggalkan lebarnya si daun hijau,
Hari-hari berkumpul menanti rupiah tembakau.
Menetas air yang pahit
Penuh rasa kecewa

Helai demi helai tanggal dan
Tumbuh subur tanpa yang nyata
Siap menyergap dalam kecewa

Engkau ingin terjaga
Tubunya letih lelah pecah
Kini engkau menjadi bahan pemikiran baru dengsn pelit lalu menjerit berharap rupiah dari si daun emas.

Diam-diam tersenyum penuh makna
Terkubur di tengah keringat tembakau tua
Yang menjanjikan kenangan makna
Persis waktu lalu
Ketika masa lalu penuh bahagia

Tembakau harapan bagi kami
Tak berbiji senyum atau permata
buta atau engkau melihat
sejenis bayang-bayang
Yang terselip oleh hasil sinar yang agak samar

AH

No comments:

Post a Comment