Penantian tak terbatas sudah
Kemarau yang berkepanjangan
Hujan, Turunmu selalu di nanti sang Bunga
Ia seakan tak sabar untuk subur mekar
dan selalu pasrah tabah dan berserah
Hujan, Datangmu Kadang membawa bencana
Hadirmu di tanah dengan muka sangat berbeda
Ketiadaanmu justru menjadi petaka dan
tetesmu menjadi sebauah asa
Hujan, Kedatanganmu selalu di nanti para
petani
Kau adalah inti segala keinginan dan
panjaatan doa pada ilahi
Serpihan kenaganmu terhampar di atas
penantian
Gegar suaramu merdu menghantam ke bumi
Udara berubah segar tanpa polusi
Tanah yang rindu dengan genangan yang
selalu menjadi kenangan
Hujan, Kini saatnya kau datang
Peluklah aku di antara rintik-rintik
putih bersihmu
Ku sertakan angin yang mengiringi
keikhlasanmu
No comments:
Post a Comment