Van Sasak dan keterwakilan pada Dunia Kapital - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Wednesday 19 February 2020

Van Sasak dan keterwakilan pada Dunia Kapital

photo : Muhammad Sandi Amaq Rinjani

Oleh : Muhammad Sandi Amaq Rinjani

Doa terbaik ku untukmu adik Eva, Karena sungguh aku tahu betul Dunia intertain ini. Jangan di peras lalu di campakan dan kaum sasak hingar bingar menjadi eporia Karena merasa terwakili akn dirinya bahwa ia ingin menjadi bintang.
Kembali kita disuguhkan ajang pencarian bakat musiman ini sebutlah LIDA Liga Dangdut indosiar . Acara ini disamping dilirik sebagai peluang bagi para calon entertainer muda untuk adu bakat, mempromosikan diri dan mencari popularitas; juga sebagai ajang rebutan rating antar stasiun televisi.
Dari setiap ajang pencarian bakat tentu muncul juara. Kini, bagaimana nasib mereka? Masihkan mereka menekuni dunia tarik suara? Atau, malah sudah menekuni profesi lain? Bahkan menghilang tanpa jejak?
Secara umum ajang seperti ini tidak semata-mata menjadikan seseorang menjadi selebriti, apalagi dilakukan secara instan. Sebab, hal itu akan kembali lagi bagi calon selebriti bagaimana mau mempertahankan karyanya di dunia hiburan.
"Kembali lagi kepada pemenang dan managemennya yang hendel. Bukan berarti dengan ajang itu seakan dapat tiket gratis menjadi artis.
Ajang pencarian bakat memang momentum yang sangat bagus menunjukkan kemampuan seseorang. Apalagi jika ingin meniti karir di dunia hiburan.
Sayangnya, ajang ini justru seperti realty show yang hanya menjadi konsumsi publik sementara. Sehingga tidak menintikberatkan pada karir seseorang.
"Hanya beberapa yang bisa panjang karirnya dari ajang ini, seperti Fatin contohnya. Harus mengeluarkan karya lainnya demi bertahan di dunia ini. Saya menyarankankan buatmu adikku Yolanda tampilkanlah bakat terbaikmu, menundukkan kepala sebelum menjadi tenar. Sebab, yang sering terjadi di Indonesia mereka menyombongkan diri terlebih dahulu tanpa punya karya.
"Yang perlu diingat ini ajang hanya musiman, jangan terlalu terlena dengan ajang seperti ini. Harus bisa berkarya melakukan aktivitas lainnya setelah ajang ini selesai. Sebab, pihak penyelanggara memang tidak menjamin karir seseorang menjadi selebriti.
"Tidak punya kewajiban, mereka hanya fokus memikirkan dan menciptakan ajang atau acara itu bisa disaksikan di seluruh Indonesia,untuk kepentingan dan keuntungan kapital mereka sebesar besarnya. Vanantisme sasak menjadi taruhan pada Dunia POP yg sy analogikan seperti korek API,negketis tenjot e Laguq semendaq .

No comments:

Post a Comment