Krisis Buruh di Tengah Kesibukan Para Petani Desa - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Monday 29 June 2020

Krisis Buruh di Tengah Kesibukan Para Petani Desa

GEMADARUSSALAM.COM - Di artikel kami sebelumnya, kami pernah membahas masalah ini, namun seiring berkembangnya issu, admin kembali mengulasnya dengan tema yang berbeda.

Kurangnya tenaga upah untuk membantu mengerjakan pekerjaan di sawah masih menjadi salah satu masalah besar bagi para petani yang belum bisa teratasi di wilayah desa Rensing Bat sejak beberapa tahun belakangan ini.

Banyaknya areal pertanian tidak sebanding dengan ramainya para pekerja / buruh tani terutama laki-laki ketika musim pengolahan tanah menggunakan cangkul tiba. Ini terlihat ketika waktu membuat bedengan persiapan menjelang musim tanam tembakau, keadaan ini juga berlanjut sampai ketika benih tembakau sudah di tanam dan seminggu setelahnya akan dilakukan pembongkaran tanah.

Kesulitan para pemilik lahan mencari pekerja yang mereka upah untuk melakukan pekerjaan tersebut sangat tarasa oleh para petani, banyak petani mengeluh dan dengan terpaksa mencari buruh luar desa untuk mereka upah.

Keadaan ini menjadi delema para patani, kerisis buruh tani belum bisa teratasi ditengah sibuknya para petani ketika musim tanam tiba.

Seorang petani dari dusun Tembok Gading desa Rensing Bat sebut saja H. Rahmat mengaku sangat kesulitan mencari pekerja/buruh yang mau di ongkos untuk melakukan pekerjaan di sawah miliknya, pembongkaran tanah sudah waktunya untuk dilakukan setelah seminggu lebih pasca tanam, lambat dari seminggu ini tanah bedengan akan kering sekali dan sangat sukar untuk bisa dilakukan dengan cepat, akuinya.

Sekarang ini jika ingin mengupah pekerja yang ada di dalam desa harus di boking sekurangnya 3 sampai 4 hari sebelum hari pelaksanaan, kalau tidak jangan harap bisa mendapatkan buruh, kesahnya.

Lain halnya dengan H. Nasrun, asal dusun Tembok gading mengungkapkan, Pembongkaran tanah ia lakukan menggunakan traktor mini khusus untuk membongkar tanah bedengan, disamping mengurangi biaya, juga waktu pengerjaannya juga sedikit di bandingkan menggunakan tenaga manusia, dari 30 are lahan yang ia lakukan pembongkaran tanah menggunakan traktor, bisa dilakukan hanya setengah hari, kalau pakai cangkul 25 orang bisa sampai satu hari, akuinya.

Kemudahan tehnologi sekarang kemungkinan akan banyak orang menggunaka mesin ditengah kurangnya mencari tenaga upah, itulah satu satunya jalan untuk menjawab keluhan petani sekarang ini. 

No comments:

Post a Comment