Tembakau Sudah di Tanam, Petani Rensing Bat Sibuk di Sawah - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Saturday, 13 June 2020

Tembakau Sudah di Tanam, Petani Rensing Bat Sibuk di Sawah


www.gemadarussalam.com  _Musim tanam tembakau sudah tiba, Petani Rensing Bat selalu berada di sawah, Pergi pagi pulang sore, itulah realitinya ketika musim tanam tembakau yang menjadi penunjang ekonomi warga desa ini sudah mulai di tanam.

Dari peninjauan media pada Ahad, 14/6/2020 hari ini, Nampak petani desa sudah mulai selalu berada di sawah mereka masing-masing, Tembakau memang menjadi salah satu komoditi unggulan petani rensing bat sejak puluhan tahun lalu, dengan hasil tembakau masyarakat rensing bat mampu terpenuhi kebutuhan skunder dan selulernya.

Terpenuhinya kebutuhan bukan saja oleh mereka yang menanam akan tetapi mereka yang berprofesi sebagai buruh tani juga dapat terpenuhi kebutuhan hariannya seperti makan dan minum, belanja kebutuhan lain serta uang belanja anak-anak mereka di setiap harinya.

Harga tembakau kering sering mengalami turun naik, Namun tidak menyurutkan semangat para petani untuk memproduksi bahan pokok rokok ini, Tahun 2019 lalu contohnya, Harga tembakau jauh dari harapan para petani, harga perkuintal daun kering super paling tinggi berkisar antara 2 hingga 2,5 juta di bandingkan dengan harga pada tahun sebelumnya di antara 3 sampai 4 juta perkuintal.

Di tahun 2020 ini tidak banyak yang menanam, banyak petani mulai beralih ke komuditi lain seperti, Cabe, melon, tomat dan tanaman-lain. Ini akibat dari masih simpang siurnya harga tembaku di pasaran hingga gudang perusahaan rokok.

Harga produksi selalu naik di setiap tahunnya, mulai dari ongkos buruh, sewa open pengering hingga harga pupuk. Masyarakat petani hanya memproduksi tembakau sesuai kemampuan saja, Cerita Musanip salah seorang petani tembakau dari dusun Tembok Gading Desa Rensing Bat.

Hal senada juga disampaikan Amaq Angga asal Gubuk Darussalam, Tahun kemarin saya menanam kurang dari 1 hektar, biaya produksi puluhan juta, harga paling tinggi sa’at penjualan hanya 2 juta, setelah bayar sewa open pengering, ongkos buruh dan harga pupuk, sisanya nol, Cerita amaq angga. Walau demikian tidak akan berhenti menanam tembakau jika gudang produksi rokok masih beroprasi, Sambung amaq angga semangat.

No comments:

Post a Comment