Sesuai kesepakatan, pemuda-pemuda inipun melakukan perjalanan pada Sabtu, (4/7) dari rumah tepat pada pukul 09.00 pagi menggunaka sepeda motor dan sampai di sembalun sekita 2 jam kemudian.
Mereka hampir tidak bisa melakukan pendakian disebabkan adanya penjagaan ketat oleh pihak berwajib, Namun setelah melakukan negosiasi bersama pendaki lain, akhirnya merekapun bisa melanjutkan perjalanan.
Di postingan admin kali ini, sedikit akan mengisahkan tentang perjalanan mereka seperti yang di tulis oleh salah seorang pemuda yang ikut dalam rombongan pendakian tersebut atas nama Hikamurrijal yang di kirim ke Tim Media gemadarussalam via SMS, Berikut kisahnya,
Mendaki gunung atau bukit menurut sebagian orang adalah kegiatan yang kurang kerjaan, ngapain naik gunung tinggi-tinggi,udh capek nggk dapat apa-apa lagi.
Tapi bagi orang yang tau dan pernah merasakan gimana sensasinya,bagaiamana suasananya saat kita mendaki gunung, dia akan bilang luar biasa, ciptaan tuhan yang tiada
tara, kalau kita ceritakan kepada orang yang tidak tau ,kita tidak bisa menjelaskan secara rinci.
Seperti yang saya lakukan bersama teman-teman Bajang toak dusun tembok gading desa Rensing Bat, pada hari Sabtu 4 Juli -minggu 5 Juli2020 kemarin, mencari pengalaman mendaki gunung atau bukit adalah agenda kita satu kali setahun berawal sejak tahun 2017 silam kegiatan ini rutin kita laksanakan sampai sekarang bersama pemuda( Bajang Toak ) pengistilahan.
Untuk kali ini yang kita taklukan adalah Mt.Sempana yang berlokasi di kec.sembalun LOTIM, mountain ini memiliki ketinggian 2329 MDPL, ketinggian yang lumayan dan jalan menuju ke puncaknya yang luar biasa.
Ada beberapa jenis medan yang kami lewati berawal dari jalan setapak yang datar hingga memasuki hutan sampai jalan yang sangat terjal , terpeleset sedikit pun nyawa taruhannya, apalagi saat melewati jalan yang kata orang menyebutnya "punggung naga" kenapa demikian ,iya di karenakan sisi kiri dan kanan ada jurang yang sangat dalam, kalau kita jatuh wow tidak bisa kita bayangkan, setelah itu Medan selanjutnya yang akan kita lewati bisa saya katakan memiliki kemiringan 70-80 derajat saat kita lihat dari bawah,
Mau tidak mau harus kita lalui untuk mencapai puncak, dengan berjalan exstra hati-hati di samping kita membawa tas yang berat (carriel) dan tangan selalu berpegangan pada rumput ilalang yang tumbuh memenuhi jalan, dengan terus berusaha dan berjuang setelah kurang lebih 5 jam perjalanan akhirnya kami sampai.
Melihat keindahan dari puncak tidak terasa bagaimana capeknya untuk menggapai nya. Secara tidak langsung memberikan kita pelajaran bahwa sesuatu yang luar biasa butuh usaha yang keras untuk mencapainya.
No comments:
Post a Comment