GEMADARUSSALAM.COM - Timbang nganggur di musim pandemi corona sekarang ini dan karena belum bisa masuk sekolah untuk sementara akibat corona dan hanya belajar di rumah, lebih baik berjualan, Ungkap Yati (10 tahun) dan Iwan (9 tahun) Pedagang gelang tangan antik di Kuta Mandalika kepada Gemadarussalam sa'at bertemu dan berbincang-bincang pada sore Sabtu, 04/07/2020.
Mereka jauh dari dusun sade hanya untuk berdagang, mengisi waktu luang mencari uang untuk membantu keluarganya. Tidak ada yang menyuruh mereka untuk berdagang, ini murni kemauan dan inisiatif mereka, seperti yang di ceritakan yati kepada gemadarussalam.
Lain halnya dengan Iwan, Dia menceritakan kalau dirinya disuruh ibu dan kakaknya, dari pada bermain tidak tentu arah di rumah, lebih baik bekerja dan bantu keluarga berdagang, cerita anak kelas 5 Sekolah Dasar ini.
Di tanya pendapatannya sehari rata-rata menjawab tergantung banyak dan sedikitnya yang membeli, mereka mengaku kadang-kadang tidak ada sama sekali, mereka (pengunjung) bilang kurang minat dan tidak ada uang, tutur Yati sambil menawarkan jualannya kepada kami dan orang-orang di sebelahnya.
Mereka tidak malu dan dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan kami, Mereka mengaku sangat menyukai pekerjaan ini, belajar sambil bekerja dan mencari pengalaman, berkenalan dengan banyak orang, tutur salah seorang dari mereka lagi.
Dari peninjauan media ini, ternyata banyak lagi anak-anak seumur Iwan dan Yati yang berkeliling berjualan gelang tangan di sekitar Kuta Mandalika, mereka tak henti hentinya menawarkan dagangannya kepada setiap pengunjung yang datang, mereka dengan sabar berkeliling di tengah panas terik tanpa mengenal lelah, mereka melakukan ini seperti yang mereka ceritakan, kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu, namun dibalik semua yang mereka lakukan tersebut ternyata ada hikmahnya, mereka bisa berbahasa inggris di sebabkan mereka selalu bertemu bule saat menawarkan barang dagangannya.
Disisi lain di tempat yang sama di sekitaran tempat wisata mandalika, banyak berjejer pedagang yang sengaja datang dari luar kuta untuk mencari rezki, mereka menjajakan barang dagangannya di atas tikar, ada juga yang menggunakan gerobak sambil menawarkan tikar sewa sebagai alas duduk kepada setiap pengunjung yang datang.
Dari pengakuan salah seorang dari mereka yang sempat di tanya media ini mengaku, pihak Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah melarang kami berjualan di sini, ada tempat khusus untuk berdagang, tuturnya, tetapi kebanyakan kami tidak patuh dan masih lagi berjualan di sini, malah kami sudah sering di usir, sanbungnya.
"Kita mencari uang untuk makan sehar-hari dan terpaksa lakukan ini walau kita sering di usir" Tutupnya.
No comments:
Post a Comment