6 orang pemuda tersebut berangkat pada pagi Ahad pagi,(16/8) dengan tekat pantang menyerah yang hanya berbekal keinginan dan semangat.
Bukan suatu hal yang mudah untuk mencapai ketinggian itu, curamnya jalan yang di lalui, jika terpeleset akan sangat patal akibatnya jatuh ke jurang yang dalam. Seperti yang di ceritakan salah seorang pemuda yang ikut dalam rombongan pendakian tersebut, Hikamurrijal, cerita Ijang (nama akrabnya) Seorang rekannya hampir muntah di karenakan kelelahan dan juga baru selesai makan ldan angsung di hadapkan dengan Medan yang terjal.
Di tengah perjalanan kami istirahat untuk menunaikan shalat ashar, selanjutnya bergegas kembali melanjutkan perjalanan karena terlihat hari sudah mulai menuju malam, masih berada di perjalanan, karena berjalan pada malam hari memiliki resiko tersendiri di tengah dingin dan gelapmnya jalan yang dilalui, Cerita Ijang.
Setelah istirahat shalat ashar, kami rasanya diberikan kekuatan dan keringanan langkah untuk terus menaiki bukit hingggalah kami sampai pada jalan yang agak datar yang selanjutnya nanti akan melewati tanjakan yang di sebut "Tanjakan Poligami" menurut kami, nama yang lucu dan terdengar aneh. Perjalanan yang sukar sesuai dengan namanya, sangat susah untuk melewtinya, hanya berpegang pada tali yang di bentangkan sepanjang jalan curam yang tentunya membutuhkan ekstra hati-hati dan penuh kekuatan dan semangat, jika salah melangkah resikonya teramat sakit.
Setelah melewati tanjakan poligami tinggal satu tanjakan lagi untuk sampai ke puncak, melihat yang di tuju berada di depan mata, terasa semangat itu makin berkobar setelah kurang lebih 3 Jam menempuh perjalanan sukar.
Setelah sampai di tempat yang di tuju cerita Ijang, Subahanallah, Ucapan dari mulut kami seperti tak sadar, sungguh indah ciptaan Allah SWT. Langit sore di hiasai oleh gumpalan awan nan indah yang biasa mereka sebut Samudera di atas Awan, tutur ijang.
Malam itu kami lewati di tengah susana dingin menusuk hampir ke seluruh tubuh dan belulang. Malam itu kami menginap dan tidur di balik tenda yang kami sewa.
Selanjutnya, di pagi hari yang indah bersama hati yang riang, kami kibarkan bendera sang merah putih di ikuti oleh pendaki lain dan terbayar sudah semua keletihan untuk sampai di situ di puncak
Puncak anak Dara Rinjani Lombok tercinta tepat di hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Tutup Ijang.
Dirgahayu republik Indonesia ke 75.
JAYALAH NEGERIKU JAYALAH INDONESIAKU.
Menuju Indonesia Maju.
No comments:
Post a Comment