Khairil Anwar : Bapak Enal Rensing Bat ( PISANG EMAS YANG BERBUAH "DUA KALI") - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Wednesday 17 February 2021

Khairil Anwar : Bapak Enal Rensing Bat ( PISANG EMAS YANG BERBUAH "DUA KALI")


Bismillah, Tulisan ini persembahan dari mantan jurnalis Media Online Kampung-Media.com "Khairil Anwar" Alias (Abu Ikbal" nama akun FB) asal Rensing Bat dan sekarang menetap di Jerua. sedikit mengupas pengalamannya tentang kiprah Almarhum H. Zainal Muttaqin semasa hayatnya.

Abu Ikbal,  Sewaktu saya masih bersama di Kampung Media, oleh Bos besar Kampung Media Fairuz Abadi, sering dipanggil Marbot Online. Tulisannya ini menjadi tanda H. Zainal Muttaqin adalah seorang tokoh karismatik yang di segani dan sangat dihormati, Hidup sederhana bersama masyarakat dimanapun dan kapanpun. Banyak yang harus di panuti dari cara hidup beliau yang sederhana, Mantan Kepala desa Rensing 2 periode (1989 -2004) dan Alumni  Al-Azhar Mesir di Era tahun 80an.


@@@--------_-----_-----------_------------_------@@@


Chairil Anwar menulis,

Analogi Peran dan kiprah H. Zainal ditengah kehidupan Bermasyarakat sangat mudah dilacak, sebab H. Zainal adalah seorang yang memang memahami agama (Tokoh Agama), dan H. Zainal adalah seorang Abdi Masyarakat (Umara), setidaknya ada Dua alasan saya menyebutnya Pisang Berbuah dua kali.

1. Rensing ditahun 1990an adalah wilayah pertanian yang memanjang dari barat (Kadus Rensing Bat) ke selatan mulai dari Menuntut, Bimbi, Tampih terus ketimur hingga Bung Sayut memanjang keselatan lalu kembali keutara seperti Ekor pari sampai ke lingkok laki, Kemudian membesar di bagek Lonjer, Batu Ngoek, Montong Galeng, Peteluan lalu menyusuri jalur Utama hingga gunung Rajak kembali ke sebelah barat sampai di rensing Bat melalui Rensing Timuk.

Di tengahnya semua pusat Pelayanan umum dibangun, mulai Sekolah, Rumah Sakit (Puskesmas) Kantor dan Pasar. Pada Episentrum yang membentuk ikan pari itu tedapat jejeran pemukiman dari utara keselatan dengan nama Montong kelor dan Dasan Tampeng, Montong Tebolak.

Wilayah pertanian khususnya di wilayah Rensing Bat di kerjakan dengan tekhnologi pertanian Tradisional yaitu menggunakan bantuan tenaga sapi, Disini (Rensing Bat) Buruh Tani didominasi oleh Peternak asal Jerua (Kebon Lauk) sebagai pembajak sisanya dikerjakan sendiri oleh penduduk setempat yang memelihara sapi dirumah masing-masing.

Keadaan yang demikian membuat H. Zainal Memutar Otak, Sehingga di bangunlah Balai Pertemuan  tempat bermusyawarahnya para petani. H. Zainal Mengajak Masyarakat bermusyawarah dan membentuk Kelompok Tani, Ending dari Musyawarah tersebut yaitu 15 Unit Hand Traktor yang diperoleh dari hasil Loby, dan H. Zainal mampu mengaplikasikannya keseluruh wilayah desa Rensing hingga keluar Desa, Prestasi berikutnya dengan mendatangkan mesin pengering hasil Panen Padi yang menjadi solusi di Musim Penghujan.

2. Sebagai anak-anak, agak susah memang mengingat orang yang lebih tua apalagi seumuran ayah saya, namun untuk orang sekelas H. Zainal, Kala itu Sangat familiar.

Saya adalah salah satu dari puluhan anak2 yang mengenyam pendidikan Diniyyah di Masjid Nurul Islam Rensing Bat. Program Diniyah dilaksanakan selepas Shalat Asar, Tingkat Pendidikan Formal Pengasuh kegiatan, saat itu tergolong masih Minim dan kurang sebab sebagian besar baru pulang dari Pondok. Hanya beberapa orang guru yang tergolong senior yang tekun mengajar itupun masih setara D3. Sebagai Kepala Desa, H. Zainal Lebih Memilih sebagai Pengurus dari Mengajar Diniyah.

Anak anak seusia saya pada tahun 1993 itu rata rata adalah anak petani dan buruh tani. Kalaupun ada yang anak pegawai bisa dipastikan mereka adalah anak salah seorang dari pengasuh kegiatan. Atau anak Guru Negeri. H. Zainal lebih memilih tidak menjadi pegawai negeri.

Persisnya saya kurang mengetahui, kapan program Diniyah mulai di laksanakan, selain karena saya masih terlalu muda untuk berfikir mengapa harus ber_Diniyah, saya lebih memilih bermain main dari pada belajar bersungguh2 saat itu.

Rensing Bat yang saya jumpai agak berbeda dari cerita dua orang senior saya (Salman dan kanda tuan Muslihun) sebab dari keduanya saya pernah belajar, utamanya yang saya sebut kedua ini, sejak Diniyah hingga saya selesai perguruan tinggi saya selalu dipertemukan oleh allah dengan beliau.

Diniyah selain dipusatkan dimasjid pernah dipindah ke Madrasah Rensing Bat, disitu saya banyak mengenal sosok "Salman", Berbeda dengan Muslihun yang mahir menyampaikan Materi pendidikan agama didepan kelas, Salman Sangat Apik dalam menyampaikan pesan agama lewat Dramanya semasa menjadi Remaja Masjid. Sedang ketua pengurus masjidnya adalah H Zainal saat itu.

Saya dan sekelompok teman teman sebaya, paling senang menghabiskan waktu dengan menonton TV hitam putih dirumah H. Enal. Yang mau menonton harus rela menimba air kemudian di tuang ke bak penampungan sebagai karcis masuk.

Maka tidak berlebihan, disamping rumah barunya yang pertama itu tumbuh banyak pisang Emas. Tetapi hanya beliaulah yang berbuah dua kali, secara Genetik maupun secara Politis selama dua periode.

No comments:

Post a Comment