Delema Sang Abdi

 Begitulah nasip para pelayan masyarakat, di hujat dan di cerca seakan kita tak pernah berbuat untuk mereka. Berbuat baik salah apalagi tidak pernah berbuat sama sekali mungkin akan lebih salah lagi di mata mereka.

Betapa kejamnya pergolakan dunia ini bila tiada iman, hanya melihat materi tidak pernah melihat sisi baiknya, hanya melihat buruknya. Yang menjadi korban keganasan itu adalah mereka yang Berstatus pemimpin dan bawahannya.

Mereka para pemangku kebijakan sedang berjuang, sedang menjalankan visi misi mensejahterakan dengan menjalankan proses, aturan yang ada. regulasinya harus tepat agar dapat dipertanggungjawabkan. 

Mereka diluar sana tidak tau betapa pahitnya berjuang, yang mereka tau adalah apa yang akan mereka dapatkan, tidak pernah berfikir siapa di atas yang selalu berkhidmat siang malam tak kenal lelah, malam seperti siang menyusun, memilih dan memilah mana yang hak dan mana yang bathil. Terkadang sanggup meninggalkan keluarga dan lebih memilih berjuang untuk kepentingan mereka.

Namun apa balasan dari jerih payah perjuangan itu, dimaki, dihujat dan dipitnah. Itu memang resiko yang harus ditanggung, ketika berani mendiami rumah di tepi sungai,  ketika suatu saat air datang dengan derasnya maka akan menghanyutkan semuanya. Tapi pernahkan mereka berfikir..?, Apa yang pernah mereka dapatkan semua karena perjuangan para pemangku kebijakan.

Kita juga manusia seperti mereka yang punya perasaan, keinginan dan juga harga diri yang harus dijaga. Mereka yang ada kepentingan mengumbar nafsu diatas penderitaan orang lain, hanya kami yang salah, merekalah yang paling benar.

Delema Sang Abdi, Sakit dipendam dan di telan sedalam-dalamnya, Semua karena mereka. Diam itu menjadi jalan terbaik, Tuhanlah yang tau segala-galanya, Ikhlaskan saja kata- kata mereka untuk sebuah kedamaian