Sebulan lebih sudah masyarakat petani disibukkan dengan Mako (bahasa sasak) Basah dan Kering.
Semua masyarakat menikmati hasilnya mulai dari pembenihan, pemupukan, panen hingga pengeringan ke dalam open pengering.
Mako seakan menjadi ladang mencari receh bagi warga tua, muda dan anak-anak lebih-lebih ketika musim panen tiba.
Mencari Receh selalu menjadi tujuan setiap warga sebagai belanja harian sampingan yang tak kering kocek dibuatnya.
Mako dan Receh seakan tak terpisahkan menjadikan warga bahagia walau harga jual kadang rugi, kadang untung dan bisa juga menjadi buntung.
Mako satu-satunya harapan, Ketergantungan padanya masih sulit dipisahkan, Ekonomi berubah karenanya, itulah mako, dibakar, dihisap dan dibuang setelah menjadi abu, namun tetap menjadi perimadona ladang mencari recah yang menguntungkan
No comments:
Post a Comment