Amaq Lurus Takut Pulang Kampung Gara-Gara di Pecat (Cerita Humor) - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Thursday, 10 March 2022

Amaq Lurus Takut Pulang Kampung Gara-Gara di Pecat (Cerita Humor)

 


Amaq Bongoh pagi itu sedang sibuk di pekarangan rumahnya membersihkan daun-daun kering pada tanama cabenya, sedang asyik tiba-tiba HP nya berdering, Amaq Bongoh segera menerima panggilan tersebut, sesaat amaq bongoh melihat layar HP dengan beberapa nomor pribadi yang tidak di kenal, Amaq Bongoh sengera mengangkatnya, Halo, amaq bongoh menerima, Halo..! Ucap si penelpon, dengan siapa..?, tanya amaq bongoh, masa gak kenal saya bilang si penelpon. Saya kurang ingat suara side, bilang amaq bongoh lagi, Saya Amaq Lurus teman lama dari kampung sebelah rumahmu jawab si penelpon, ooo ya, saya kenal ucap amaq bongoh sembari mencari tempat duduk agar bincang-bincang udara terasa rileks.


Gemana kabarnya, tanya Amaq Lurus, kabar baik jawab amaq bongoh. Kapan pulang kampung, tanya amaq bongoh, Saya belum ada niat untuk itu saudaraku, jawab amaq lurus. Kanapa saudara. Amak luruspun menjelaskan alasannya belum ingin pulang kampung.


Amaq lurus memulaikan ceritanya, begini saudaraku, Saya belum mau pulang karena takut dengan karakter orang-orang di kampungku, mereka masih saja seperti dulu, kayaknya belum bisa berubah, mereka sebagiannya masih belum mengikuti arus perubahan zaman, mereka masih mengikuti adat ke kanak-kanakan walaupun mereka sudah tua-tua, mereka seakan mau menang sendiri, kemarin waktu pulang pertama saja sudah ribut kaitan dengan pengurus tempat ibadah, mulai dari marbot sampai remaja, kayaknya mereka mereka ini masih banyak ego daripada mementingkan kemasalahatan orang banyak dan kesejahteraan bersama, main pecat sana sini tanpa konfirmasi, jadinya saya takut  pulang setelah kejadian kemarin, diangkat jadi ketua RT belum seminggu karena sesuatu dan lain hal tanpa tau pokok persoalan langsung saya di pecat, hehehe kan kurang pas menurut saya, cerita amaq lurus.


Terus alasan lainnya tanya amaq bongoh lagi, pokoknya banyak yang saya belum mengerti tentang keinginan dan karakter orang-orang di kampungku, jawab amaq lurus lagi. Kapan bisa maju kalau sedikit-sedikit di pecat sementara yang tukang pecat belum tau jelas duduk persoalannya, jadi sambung amaq lurus, biarkan saja saya di rantauan dulu sementara orang-orang di kampungku itu sadar dan bongkok dulu agar yang tinggal orang-orang yang sudah mengerti arus perubahan zaman, cerita amaq lurus ke amaq bongoh sembari mengucap salam mengakhiri bualannya.


No comments:

Post a Comment