gemadarussalam.com - Kegiatan “Roah Kebian” merupakan salah satu budaya yang berkembang dimasyarakat yang patut dilestarikan mengingat esensi dan tujuan pealaksanaan kegiatan tersebut sangat baik.
Masyarakat Tembok Gading desa Rensing Bat misalnya, Setiap tahun melaksanakan acara Roah Kebian di hari terakhir bulan Sa'ban yang dikemas sederhana diawali dengan Dzikir do'a. Masyarakat akan berkumpul sebelum masuk waktu magrib di mushalla darussalam mulai dari orang tua hingga anak-anak.
Kegiatan roah kebian ini bukan saja di rayakan masyarakat dusun Tembok Gading melainkan dusun lain di desa rensing bat seperti dusun Tibu Jae juga melaksanakan kegiatan serupa.
Ketua Pengurus Mushalla Darussalam Amaq Angzie kepada media ini menyampaikan, Kegiatan Roah Kebian menjadi tradisi yang ditinggalkan orang-orang tua kita sebelumnya yang perlu dilestarikan dan dilanjutkan hari ini. Tidak perlu mewah, cukup zikir do'a dan selanjutnya diakhiri makan bersama secara ngandang dulang.
Tujuan dialaksanaknya kegiatan Zikir dan Doa yang dibungkus dalam acara bertajuk “Roah Kebian” ini lanjut Amaq Angzie, adalah untuk secara bersama-sama mensyukuri nikmat Allah SWT yang sudah dikaruniakan kepada kita semua. Lebih-lebih hingga detik ini, sehari jelang bulan Ramadan kita masih diberikan umur. Kita wajib bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan bulan yang sangat mulia, katanya.
Lebih lanjut kata dia, Barang siapa yang senang dan gembira dengan datangnya bulan suci Ramadan, maka diharamkan oleh Allah tubuhnya disentuh oleh api neraka. Untuk itu, kegiatan tersebut merupakan bagian dari melaksanakan salah satu apa yang telah dibimbing oleh Nabi Muhammad,SAW.
Selain itu terangnya, bisa sebagai wahana untuk implementasikan syariat dan ajaran serta norma-norma agama yang sudah digariskan kepada manusia sebagai ummat.
Berkumpul atau berjamaah seperti pada kegiatan ini sambungnya, bisa juga sebagai wahana untuk bersilaturrahim satu sama lain, saling mendekatkan diri untuk mengikat ukhuah antara satu sama lain.
No comments:
Post a Comment