Malang Tak Berbau, Oven Pengering Tembakau Warga Tembok Gading terbakar - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Thursday 19 September 2024

Malang Tak Berbau, Oven Pengering Tembakau Warga Tembok Gading terbakar


 gemadarussalam.com - Malang tak berbau, begitulah kata pepatah. Baru saja Stoker Nazar alias Ajang selesai mengeluarkan beberapa gelantang tembakau dari dalam oven pengering, tiba-tiba api dalam tungku terpercik keluar dari lubang tungku bocor dan menyambar tembakau kering yang tergantung.

Saya keluar sebentar dengan niat istirahat, saat kembali asap hitam mengepul dari atas atap dan tembakau mulai terbakar, Cerita Ajang pada pemberita.


Tepat jam 23.30 malam pada Rabu, 19/09/2024 kejadian yang tak pernah diinginkan tersebut terjadi. si jago merah melalap habis tembakau dalam oven milik H.Nuruddin di dusun Tembok Gading dan membakar beberapa rak dan gelantang didalamnya.  


Pukul 00 pemadam kebakaran unit Keruak datang membantu setelah menerima panggilan dari salah seorang warga yang kebetulan melihat kejadian kebakaran tersebut.


Pihak Damkar terus berjibaku memadamkan api yang terus melahap tembakau dalam oven, sambil dibantu warga akhirnya api bisa dipadamkan setelah hampir 1 jam setengah pihak Damkar menyemprotkan air ke dalam oven.


Kebakaran oven pengering tembakau milik warga desa Rensing bat kerap terjadi, bahkan setiap tahun, namun itulah resiko yang harus dipikul para pejuang rupiah ini. Harga tinggi tembakau akhi-akhir ini membuat petani semakin semangat dan tidak membuat para petani tembakau kapok untuk tidak menggunakan oven mengeringkan tembakau mereka.


Kerugian yang ditaksir dari kejadian tersebut mencapai 60 jutaan. Isi tembakau dalam oven kurang lebih 3,5 ton basah dengan taksiran jumlah gelantang sebanyak 850 biji. 


Mari kita ambil hikmah dan pelajaran dari kejadian ini, semoga kedepan para penunggu dan pemilik oven lebih berhati-hati untuk menghindari kejadian serupa terjadi lagi di tahun-tahun berikutnya. 

No comments:

Post a Comment